Tampilkan postingan dengan label Profil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Profil. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 September 2003

H.Eddy Santana Putra

Untuk SUMSEL, menjadi yang lebih baik




Pria kelahiran Pangkal Pinang, 20 Januari 1957 ini merupakan pemimpin yang memiliki kemampuan intelektualitas yang mumpuni, visioner, serta kesederhanaan hidup.

Ia merupakan orang yang tidak banyak bicara tapi banyak bekerja. Motonya sederhana dalam sikap dan kaya dalam karya sangat tepat menggambarkan dirinya yang begitu mobile dengan kinerja nyata. Ia lebih banyak memperhatikan dan mendengar dari pada berkomentar. Di balik kelembutan dan keteduhan wajahnya, tersimpan karakter kuat dan integritas pribadi tangguh.
Karakter Eddy terbentuk dari harmonisasi empat tradisi dan budaya daerah, yaitu Ogan Ilir (Sungai Pinang) - Palembang dari pihak ayahnya. Dari ibunya ia mewarisi darah Komering (Rasuan) - Ogan Ilir (Muarakuang). 

Kakek Eddy, H. Achyat bin Pangeran Liting berasal dari Ogan Ilir. Beliau dikenal sebagai tokoh pergerakan, dan pernah menjabat sebagai Presiden Syarikat Islam Ogan Ilir. 

Pada dekade awal abad ke-20, Achyat menyunting gadis asal Palembang bernama Raden Ayu Lazimah. Dari pernikahan Achyat-Lazimah ini lahir lima putra putri, diantaranya Kolonel Animan Achyat (veteran pejuang, perang 5 hari 5 malam), ayah Eddy Santana Putra.

Sementara dari pihak ibunda Eddy juga mewarisi darah kepemimpinan. Kakek Eddy bernama Depati Aziz asal Rasuan Komering, yang menikahi Hj Kordiah, putri Depati Kholik dari Muara Kuang. Dari pernikahan Depati Aziz dan Kordiah, lahirlah Cholijah, ibunda Eddy Santana Putra.

I. Riwayat Pendidikan 

1. SD YPP Pusri (1969)
2. SMP YPP Pusri (1972)
3. SMA Xaverius I (1975)
4. Sarjana (S1) Fakultas Teknik Sipil Unsri
5. Pasca Sarjana (S2) Teknik Pengairan P2STP Bandung

II. Pendidikan Non Formal
1.  Prajabatan (1987)
2.  Spama (1995)
3.  Diklatpim II (2002)


III. Pengalaman Kerja
1.  Kasubdin Bina Manfaat dan Pengairan Pedesaan Sumsel (1997-1998)
2.  Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kodya Palembang (1998-2001)
3.  Kepala Dinas Kimpraswil Kota Palembang (2001-2002)
4.  Kepala Dinas Tata Kota Kota Palembang (2002-2003)
5.  Walikota Palembang (2003-2008)
6.  Walikota Palembang (2008-Sekarang)
  
IV. Pengalaman Organisasi
1.  Pers. Insiyur Indonesia (01-10-1986)
2.  AHTHI SUMSEL (01-01-1990)
3.  KNPI Propinsi Sumsel (1994-1997)
4.  KNPI - ISID SUMSEL (01-01-1995)
5.  BAPOR KORPRI PENGAIRAN (1997-1998)
6.  KORPRI PENGAIRAN SUMSEL (1997-1998)
7.  KNPI Propinsi Sumsel (1997-2000)
8.  FKPPI Kodya Palembang (1997)
9.  PERBAKIN Sumsel (1999)
10.KONI KotaPalembang(1999)
11. H A K I (2000)
12.FASIDA Sumsel (2001)
13.GM. FKPPI Sumsel (2001)
14.IKATS UNSRI (2001)
15.POR. JET SKI PALEMBANG (2002)
16.PORTELA SRIWIJAYA (2002)
17.PS PALEMBANG (2002)
18.EXECUTIVE HUNTING CLUB (2002)
19.DHC ANGKATAN 45 KOTAPALEMBANG(2003)
20.KONI KOTAPALEMBANG(2008)
21.TENAGA PEMB. SRIWIJAYA SUMSEL (2003)
22.DEWAN PIMPINAN PUSAT PEPABRI (2006 S.D SEKARANG)
23.CITYNET INDONESIA (2008 – SEKARANG)
24.APEKSI (2005 – SEKARANG)
25.TENAGA PEMBANGUNAN (TP) SRIWIJAYA (2012 )

IV. Organisasi Kepartaian
1.    1.   Ketua DPD PDI Perjuangan Prov. Sumsel (2005 – 2010)
       2.   Ketua DPD PDI Perjuangan Prov. Sumsel (2010 – 2015)


V. PENGHARGAAN DAN PRESTASI
1. ADIPURA KEENAM KALINYA (KOTA TERBERSIH), LINGKUP INDONESIA TAHUN 2007- 2012.
2. PDAM TERBAIK (AIR BERSIH), LINGKUP INDONESIATAHUN       2007 – 2012
3. ASEAN ENVIRONMENTALLY SUSTAINABLE CITY AWARD, LINGKUP ASEAN TAHUN  2008
4.    PENANGANAN WILAYAH KUMUH TERBAIK, LINGKUP INDONESIATAHUN 2008
5 .     ADIWIYATA (TAMAN KOTA TERBAIK), LINGKUP INDONESIA TAHUN 2010
6.   ADIUPAYA PURITAMA (PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN TERBAIK), LINGKUP INDONESIA TAHUN 2010
7.   IGA AWARD (BIDANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN), LINGKUP INDONESIA TAHUN 2011- 2012
8.  TERMINAL TERBAIK KATEGORI KOTA METROPOLITAN, LINGKUP INDONESIA TAHUN 2012 

Riwayat Pekerjaan

Eddy Santana Putra (ESP) memulai karier sebagai Staf Cabang Dinas PU Kabupaten Musirawas pada 1987. Tidak lama kemudian ia pindah ke Palembang dibagian Sub Dinas Pengairan Seksi Operasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Pada 1990 dirinya melanjutkan sekolah S2 di Bandung bidang pengembangan rawa dan pantai.

Pada 1992 ESP ditunjuk menjadi Pimpinan Proyek Reklamasi Jakabaring di kawasan Seberang Ulu. Suatu tugas yang maha berat. Karena saat itu Jakabaring masih merupakan suatu kawasan tanpa hunian dan penuh dengan semak belukar. .

"Sebelum reklamasi, kawasan SU itu baru sebagian saja yang bisa terbangun. Itulah salah satu alasan lahirnya gagasan untuk melakukan reklamasi lahan rawa dengan memanfaatkan sendimentasi Sungai Musi yang merupakan kontribusi sendimentasi Sungai Ogan dan Komering. 

Sebelum dimulai tentunya kita mengadakan survei, mengelilingi calon areal reklamasi, dengan berjalan kaki menembus rawa-rawa atau berperahu. Di situlah saya berfikir, bahwa saya punya tugas besar membentuk satu kawasan yang satu saat nanti akan menjadi daerah impian," kenang ESP.

Kurang lebih lima tahun (1993-1998) dirinya bergelut dengan proyek Reklamasi Jakabaring. Pekerjaannya tidak sia-sia. Kini Jakabaring telah menjelma menjadi kawasan primadona bagi warga Palembang.

Infrastruktur sarana dan prasarana mulai berkembang. Bahkan beberapa instansi pemerintah pun sudah dipusatkan disini. Seperti Kantor Poltabes Palembang, Gedung KPU Sumsel, Pengadilan Agama, Kejaksaan, Imigrasi, PLN. Yang paling anyar adalah pembangunan gedung DPRD Kota Palembang. Tak ketinggalan Stadion Jakabaring, yang merupakan stadion kebanggaan tim Sriwijaya FC dan masyarakat Palembang, ada di kawasan ini.

Setelah itu dirinya kemudian menjabat sebagai Kepala Dinas Tata Kota Palembang. Tahun 2003 ia terpilih sebagai Walikota Palembang periode 2003-2008, dan pada periode berikutnya, kembali mendapat kepercayaan masyarakat, menjadi Walikota Palembang pada masa jabatan 2008-2013.

Prestasi Selama Menjadi Walikota Palembang

A. Penghargaan Kota Terbersih

Kota Palembang, yang pada masa silam terkenal kotor. Di masa kepemimpinan ESP mengalami perubahan yang cukup besar. Bahkan 5 kali berturut-turut, di anugerahi sebagai Kota Metropolitan Terbesih.

Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2007 (Adipura Award).
Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2008 (Adipura Award).
Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2009 (Adipura Award).
Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2010 (Adipura Award).
Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2011 (Adipura Award).
Taman Kota Terbaik se-Indonesia, atas nama Kambang Iwak.

Prestasi tingkat Internasional yang pernah diraih, pada tanggal 5 Maret 2012, Kota Palembang menorehkan prestasi dengan menyabet predikat sebagai kota terbersih yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan se-Asia Tenggara dalam ajang ASEAN Environmentally Sustainable City Award. Dan Penghargaan ini, diterima langsung Walikota Palembang, Eddy Santana Putra di Pnompenh, Kamboja.

Bahkan di Tahun 2012 Kota Palembang meraih empat penghargaan sekaligus yakni Piala Adiwiyata, Piala Adipura, Piala Terminal Terbaik Se-Indonesia, serta piala untuk Pasar Terbersih tingkat nasional. 

B. Pembenahan Kota Palembang

Begitu terpilih sebagai Walikota Palembang pada 2003, Eddy Santana Putra, akrab dipanggil ESP, segera melakukan gebrakan serta inovasi yang mencengangkan. Dengan penuh keberanian dan pertimbangan yang matang, ia merelokasi Pasar 16 ilir yang kumuh dan jorok.

Selama era kepemimpinan walikota terdahulu, Pasar 16 Ilir tetap dipertahankan. Tidak ada keberanian untuk melakukan perubahan. ESP sebaliknya. Ia siapkan pasar induk dan kemudian secara bertahap memindahkan para pedagang ke Jakabaring. Pasar 16 ilir disulapnya menjadi taman-taman kota yang indah dan tertata rapi.

Demi meningkatkan daya tarik pariwisata di Kota Palembang, ESP membenahi Benteng Kuto Besak (BKB) menjadi alternatif tempat wisata sekaligus rekreasi yang indah, aman dan nyaman.

Kini di BKB, even-even baik skala nasional maupun internasional kerap digelar. Puncaknya adalah dengan dilaunchingnya program Visit Musi 2008 pada 5 Januari 2008 lalu guna mendukung program Visit Indonesia 2008 yang dicanangkan pemerintah pusat.

Pendidikan pun tak luput dari perhatiannya. Pria yang gemar memancing ini secara bertahap menerapkan kebijakan pendidikan dasar bagi anak-anak di Kota Palembang. Biaya sekolah digratiskan, guru-guru diberdayakan.

Imbasnya, Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan- suatu indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan- melampaui 100 persen. Mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD), SD, MI, SMP/MTs, hingga SMA/SMK dan sederajat. Untuk tingkat SD, APK yang diraih sebesar 102 persen, SMP sebesar 103 persen, serta SMA sebesar 94,5 persen.

Di bidang kesehatan, Misi Palembang Sehat 2008 kian menunjukkan trend positif. Ditandai dengan kian menurunnya angka kesakitan ibu dan anak, puskesmas swakelola terus bertumbuh dan pelayanan kesehatan pun berkualitas.

Salah satu prestasi paling membanggakan adalah di bidang pelayanan publik, pelayanan air bersih. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi mampu memberikan pelayanan air bersih hingga mencapai 80 persen bagi warga Palembang.

Beberapa booster pun sudah di bangun di beberapa kecamatan guna lebih mengoptimalkan pelayanan. Diantaranya booster di Kecamatan Kertapati dan Alang-Alang Lebar. Bahkan, PDAM saat ini sedang menjajaki kemungkinan menjangkau serta memberikan pelayanan air bersih ke Kabupaten Banyuasin dan Ogan Ilir.

Karena itulah, tak heran mantan Ketua KNPI Sumsel ini menjadi satu-satunya kepala daerah di Indonesia yang menjadi keynote speaker saat berbicara di depan peserta Leadership Forum, Water for People : Transforming for Suistainability and Growth di Batam beberapa waktu lalu. Keberhasilan PDAM Tirta Musi dalam pelayanan publik begitu menginspirasi para peserta utusan dari 19 PDAM se-Indonesia untuk belajar dari kota metropolis ini.

C. Penanganan Banjir

Di bidang penanganan banjir, Palembang di bawah pimpinan mantan Kepala Dinas PU Pengairan ini patut diacungi jempol. Beberapa tahun lalu, Palembang menjadi terkenal dan menghiasi berbagai berita di televisi dan surat kabar daerah maupun nasional gara-gara sering kebanjiran. 

Tak kurang dari 57 titik banjir tercatat saat itu, termasuk kawasan dan jalan-jalan utama. ESP pun segera tanggap. Karena semua sistem drainase di Palembang juga bermuara di sungai besar, Pemkot Palembang membuat satu drainase primer yang menampung air buangan dari seluruh kota sebelum bermuara ke sungai.

Untuk mengatasi genangan air di jalan-jalan utama, dilakukan pemasangan pompa dan box culvert. Pompa dipasang di beberapa titik rawan banjir untuk mengalirkan air yang menggenangi ruas jalan. Sementara itu, box culvert (sejenis gorong-gorong dari beton bertulang yang berbentuk kotak) dipasang di bawah ruas jalan. Box culvert ini berfungsi mengalirkan air agar tidak membanjiri salah satu sisi jalan.

Secara bersamaan, dibangun kolam retensi. Kolam itu berfungsi sebagai resapan air, menggantikan fungsi rawa yang semakin berkurang seiring dengan dinamisnya pembangunan kota. Saat ini ada 17 kolam retensi di seluruh wilayah Kota Palembang. Menariknya, kolam yang terletak di tempat-tempat strategis itu, seperti kolam retensi di Kambang Iwak, Jalan Tasik, belakangan sangat dirasakan manfaatnya, yakni menyejukkan kota. 


Melalui pembuatan drainase primer, pompanisasi, dan pemasangan box culvert, secara berangsur-angsur titik genangan air mulai berkurang. Data dari dinas PU Kota Palembang, pada 2004 terdapat 57 titik genangan air di ruas jalan utama dan jalan akses. Dan pada tahun 2012 diperkirakan jumlah titik banjir telah berkurang menjadi 44 titik.